Minggu, 04 Juni 2017
Minggu, 28 Mei 2017
Minggu, 07 Mei 2017
Minggu, 16 April 2017
BAB 6 Aset
Teori elemen statemen keuangan tidak
terbatas pada penlaran tentang definisi, tetapi meliputi pula penalaran tentang
pengukuran, penilaian, pengakun, penyajian, dan pengungkapan. Penalaran ini
menjadi dasar dalam pemilihan kebijakan baik pada tingkat perekayasaan maupun
penetapan standar.
Konsep kesatuaan usaha menegaskan bahwa
perusahaan merupakan entitas yang berdiri sendiri dan bertindak atas namanya
sendiri dan perusahaan menjadi fokus pelaporan. Jadi fungsi pengelolaan dan
pemilikan terpisah sehingga keduanya dipandang sebagai huubungan bisnis.
Hubungan bisnis dapat dipertahankan kalau aset yang dikelola manajemen selalu
ditunjukkan asal atau sumbernya.
Setelah badan usaha berdiri dan pemilik
menanamkan dana ke badan usaha, upaya badan usaha dalam mendatangkan pendapatan
dilakukan dengan menyediakan barang dan jasa yang melibatkan pemerolehan
berbagai aset.
Aset merupakan elemen neraca yang akan
membentuk informasi semantik berupa posisi keuangan, jika dihubungkan dengan
elemen yang lain yaitu kewajiban dan ekuitas.
Pengertian
Menurut FASB aset adalah manfaat ekonomik
masa datang yang cukup pasti yang diperoleh atau dikuasai / dikendalikan oleh
suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu.
Menurut APB dan ijiri medefinisi aset
sebagai sumber ekonomik karena adanya unsur kelangkaan sehingga suatu entitas
harus mengendalikannya dari akses pihak lain melalui transakasi ekonomik. APB
juga membedakan aset menjadi yang digolongkan sebagai sumber ekonomik sebagai
berikut :
1.
Sumber produktif
a) Sumber produkitf kesatuan usaha yang
meliputi bahan baku, gedung, pabrik, perlengkapan, sumber alam, paten dan
semacamnya, jasa, dan sumber lain yang digunakan dalam produksi barang dan
jasa.
b) Hak kontraktual atas sumber produktif
meliputi semua hak untuk menggunakan sumber ekonomik pihak lain dan hak untuk
mendapatkan barang atau jasa dari pihak lain.
- Produk yang merupakan keluaran kesatuan usaha terdiri atas :
a) Barang jadi yang
menunggu penjualan
b) Barang dalam proses
3. Uang
4. Klaim untuk menerima uang
5. Hak pemilikan atau investasi pada
perusahaan lain.
Dengan berbagai perbedaan di atas, pada
dasarnya dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga karakteristik utama yang harus
dipenuhi agar suatu objek atau pos dapat dapat disebut aset, yaitu :
- Manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti
- Dikuasai atau dikendalikan oleh entitas
- Timbul akibat transaksi masa lalu
Manfaat ekonomik
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu
objek harus mengandung manfaat ekonomik di masa datang yang cukup pasti. Uang
atau kas mempunyai manfaat atau potensi jasa karena apa yang dapat dia beli
atau karena daya tukarnya.
Sumber selain kas mempunyai manfaat
ekonomik karena dapat ditukarkan dengan kas, barang, ata jasa. Karena dapat
digunakan untuk memproduksi barang dan jasa, atau karena dapat digunakan untuk
melunasi kewajiban.
FSAB mengajukan dua hal yang harus
dipetimbangkan dalam menilai apakah pada saat tertentu suatu pos atau objek
masih dapat disebut sebagai aset, yaitu :
- Apakah suatu pos yang dikuasai oleh suatu kesatuan usaha pada mulanya
mengandung manfaat ekonomik masa datang.
- Apakah semua atau sebagian manfaat ekonomik tersebut masih tetap ada
pada saat penilaian.
Dikuasai oleh entitas
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu
objek atau pos tidak harus dimiliki oleh entitas tetapi cukup dikuasai oleh
entitas. Bila pemilikan menjaadi kriteria aset, maka akan banyak pos yang tidak
msuk ebagai aset sehingga tidak dapat dilaporkan dalam neraca. Dengan kata
lain, pemilikan sebagai kriteria akan mengakibatkan banyak pos dilaporkan di
luar neraca. Oleh karena itu konsep penguasaan lebih penting daripada konsep
kepemilikan.
Most mengemukakan bahwa penguasaan atau
kendali terhadap suatu objek dapat diperoleh dengan cara :
1. Pembelian
2. Pemberian
3. Penemuan
4. Perjanjian
5. Produksi / transformasi
6. Penjualan
7. Lain – lain eperti pertukaran, peminjaman,
penjaminan, pengkonsignaan, dan berbagai transaksi komersial yang diakui hukum
atau kebiasaan bisnis.
Akibat Transaksi atau Kejadian Masa Lalu
Aset harus timbul akibat transaksi atau
kejadian masa lalu, kriteria ini untuk memenuhi definisi tetapi bukan kriteria
untuk pengakuan. Jadi, manfaat ekonomik dan penguasan atau hak atas manfaat
saja tidak cukup untuk memasukkan suatu objek ke dalam aset kesatuan usaha
untuk dilaporkan melalui statemen keuangan.
FSAB memasukkan trnsksi atau kejdian
sebagai kriteriaa aset krena transaksi atau kejaadian tersebut dapat menambah
atau mengurangi aset. Aset atau nilainya dapat dipengaruhi oleh kejadian atau
seluruhny di luar kemmpun kesatuan usaha atau manajemennya untuk mengendalikan
misalnya kenaikan harga, perubahan tingkat bunga, pertumbuhan alamiah,
penyusutan, pencurian, huru – hara, kecelakaan, dan bencana alam. Berbagai
transaksi, kejadian, atau keadaan pada akhirnya akan memicu pengakuan atau
penghapusan manfaat ekonomik suatu objek.
Karakteristik Pendukung
FSAB menyebutkan beberapa karakteristik
pendukung yang melibatkan kos, berwujud, tertukarkan, terpisahkan, dan
berkekuatan hukum. Karakteristik pendukung tersebut lebih menguatkan atau
menyakinkan adanya aset tetapi tidak adanya karakteristik pendukung tidak
menghalangi suatu objek untuk memenuhi syarat sebagai aset.
Melibatkan kos
Pemerolehan aset pada umumnya melibatkan
kos sebagai penghargaan sepakatan. Jika kos terjadi karena pemerolehan suatu
objek terjadi akibat pertukaran atau pembelian, maka objek tersebut lebih kuat
untuk masuk sebagai aset.
Pengukuran
Pengukuran bukan kriteria untuk mendefinisi
aset tetapi merupakan kriteria pengakuan aset.
Sebagai aliran informasi, kos juga
mengalami tiga perlakuan akuntansi mengikuti aliran fisis, yaitu :
- pengukuran, pengakuan, dan klasifikasi pertama kali pada saat
terjadinya. Untuk selanjutnya seluruh kegiatan dalam tahap ini disebut
pengukuran saja.
- pencatatan berikutnya dalam rangka mengikuti aliran fisis aset berupa
alokasi, distribusi, dan penggabungan untuk kepentingan internal /
manajerial atau kepentingan pengkosan produk. Untuk selanjutnya seluruh
kegiatan dalam tahap ini disebut penulusuran
pembebanan
ke pendapatan perioda berjalan atau perioda – perioda yang akan datang. Kos
yang belum menjadi beban pendapatan (biaya) akan tetap melekat pada objek
menjadi aset badan usaha. Untuk selanjutnya seluruh kegiatan dalam tahap ini
disebut pembebanan ke pendapatan.
*Note
Jika suatu pengeluaran dicatat sebagai
biaya, secara konseptual dianggap bahwa kos objek bersangkutan dicatat sebagai
aset dan kemudin saat yang sama kos tersebut langsung dipindah ke biaya.
Jenis penghargaan
Kos dalam barter
Barter atau pertukaran aset merupakan
pemerolehan aset dengan penghargaan berupa aset berwujud atau non moneter
lainnya.
Adapun prinsip – prinsip penentuan kos aset yang diterima
dalam barter atau pertukaran :
- pertukaran tak sejenis, tanpa pembayaran tombok
Aset yang diterima dicatat sebesar nilai
wajar / pasar aset yang diserahkan atau nilai wajar aset yang diterima, mana
yang lebih mudah atau jlas ditentukan. Untung atau rugi yang timbul diakui pada
saat pertukaran
- pertukaran tak sejenis, dengan pembayaran tombok
Aset yang diterima dicatat sebesar nilai
pasar aset yang diserahkan ditambah tombok atau nilai wajar / pasar aset yang
diterima. Dalam hal ini, nilai pasar aset yang diserahkan menunjukkan kas yang
akan diterima seandainya aset tersebut dijual. Untung atau rugi yang timbul
diakui pada saat pertukaran.
- pertukaran sejenis, tanpa pembayaran tombok
Aset yang diterima dicatat sebesar nilai
buku atau nilai pasar aset yang diserahkan, mana yang lebih rendah. Ini berarti
bahwa kalau terjadi untung maka untung tidak diakui dan sebaliknya kalau
terjadi rugi, rugi tersebut diakui pada saat transaksi.
- pertukaran sejenis, dengan pembayaran tombok
Aset yang diterima dicatat sebesar nilai
buku aset yang diserahkan ditambah tombok atau nilai pasar aset yang diserahkan
ditambah tombok mana yang lebih rendah. Ini juga berarti bahwa kalau terjadi
untung maka untung tidak diakui dan sebaliknya kalau terjadi rugi, rugi
tersebut diakui pada saat transaksi.
- pertukaran sejenis, dengan penerimaan tombok
Jika terjadi rugi : aset yang diterima dicatat sebesar
harga pasar aset yang diserahkan dikurangi kas yang diterima. Ini berarti rugi
yang terjadi diakui semua pada saat terjadinya transaksi.
Jika terjadi untung : aset yang diterima dicatat sebesar
nilai buku aset yang diserahkan dikurangi porsi nilai buku aset yang diserahkan
yang dianggap dijual. Atau, nilai psar / wajar aset yang diserahkan dikurangi
untung tangguhan.
Saham sebagai penghargaan
Saham sebagai penghargaan merupakan salah
atau bentuk pemerolehan aset dengan barter. Dalam beberapa hal, jumlah setara
saham dapat dicari dengan membandingkan harga tunai jenis saham yang sama untuk
memperoleh dana tunai (kas) yang diterbitkan kira – kira bersamaan dengan
penyerahan saham untuk memperoleh aset bersangkutan.
Kos dalam reorganisasi
Jika suatu perusahaan sudah berjalan atau
beroperasi cukup lama kemudian mengalami reorganisasi, perusahaan tersebut
biasanya tidak mempunyai data kos yang memadai untuk menentukan kos aset yang
dikuasainya. Karena tujuan reorganisasi biasanya adalah menentukan nilai
perusahaan pada saat tersebut.
Hadiah atau hibah
Dalam hal ini, kita ambil contoh suatu
perusahaan memperoleh gedung beserta tanahnya melalui sumbangan atau hibah.
Perolehan ini tetap dicatat sebagai aset tanpa kos. Karena setiap fasilitas
atau faktor ekonomik yang digunakan dalam operasi perusahaan, tanpa memandang
asalnya, harus diperlakukan dengan saksama sebagai potensi jasa.
Tujuan Penilaian Aset
Karena aset merupakan elemen pembentuk
posisi keuangan sebagai informasi semantik bagi investor dan kreditor, maka
tujuan penilaian aset harus bepaut dengan tujuan pelaporan keuangan.
Tujuan
dari penilaian aset adalah merepresentasikan atribut pos – pos aset yang
berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan dengan menggunakan basis penilaian
yang sesuai.
*Note
*Note
Konsep nilai masukan dan keluaran
sebenarnya berkaitan dengan konsep kesatuan usaha yang dianggap mengusai sumber
ekonomik (aset) dan harus mempertanggungjawabkan asset tersebut.
Nilai Masukan ( input )
Nilai masukan didasarkan atas jumlah rupiah yang harus dikeluarkan atau
dikorbankan untuk memperoleh aset atau objek jasa tertentu yang masuk dalam unit
usaha.
Nilai Keluaran ( output )
Nilai keluaran didasarkan atas jumlah rupiah kas atau penghargaan lainnya yang
diterima suatu unit usaha apabila suatu aset atau potensi jasa akhirnya keluar
dari kesatuan usaha melalui pertukaran atau konversi.
Nilai Terealisasi Harapan
Secara semantik, nilai terealisasi harapan suatu aset adalah penerimaan kas tau
potensi jasa masa datang yang jumlah dan waktunya cukup pasti.
Dalam penilaian ini lebih bermanfaat dan valid untuk menilai investasi tunggal
atau perusahaan secara keseluruhan dari sudut pandang invstor. Untuk penilaian aset
secra individual , dasar penilaian ini mengandung beberapa kelemahan yaitu :
- Kalau tidak ada pasar untuk asset bersangkutan, penentuan aliran
kas masa datang bersifat subjektif sehingga sulit diversifikasi
- Pemilihan tarif yang cukup representtif untuk merefleksi risiko
tiap set sangat problematik. Jika tarif tersebut dapat ditentukan, hasil
pengukuran sulit diinterpretasi maknanya oleh pembaca statemen keuangan.
- Aliran kas ke perusahaan dihasilkan oleh seluruh perusahaan
dihasilkan oleh seluruh aset sebagai satu kesatuan dalam menghasilkan
produk yang akhirnya dijul untuk mendatangkan kas.
- Memperkuat 3 alasan di atas, beberapa asset memang tidak
terpisahkan sehingga nilai sekarang seluruh asset tidak akan sama dengan
penjumlahan semua kas masa datang diskunan tiap pos asset.
Penilaian Menurut FSAB
Bila
dikaitkan dengan asset, dasar penilaian FSAB sebagai berikut :
- Historical cost. Tanah, gedung, perlengkapan pabrik, dan kebanyakan
sediaan dilaporkan atas dasar kos historisnya yaitu jumlah rupiah kas atau
setaranya yang dikorbankan untuk memperolehnya. Kos histories ini tentunya
disesuaikan dengan jumlah bagian yang telah didepresiasi atau di
ammortisasi.
- Current cost. Beberapa sediaan disajikan sebesar nilai sekarang
atau penggantinya yaitu jumlah rupiah kos atau setaraya yag harus
dikorbankan jika asset tertentu yang sejenis diperoleh sekarang.
- Current market value. Beberapa jenis investasi dalam surat berharga
disajikan atas dasar nilai pasar selain yaitu jumlah rupiah kas atau
setaranya yang dapat diperoleh kesatuan usaha dengan menjual asset
tersebut dalam kondisi perusahaan yang normal.
- Net relizable value. Beberapa jenis piutang jangka pendek dan
sediaan barang disajikan nilai terealisasi bersih yaitu jumlah rupiah kas
atau setaranya yang akan diterima dari asset tersebut dikurangi dengan
pengorbanan yang diperlukan untuk mengkonversi asset tersebut menjadi kas
atau setaranya.
- Present value of future cash flows. Piutang dan investasi jangka
panjang disajikan sebesar nilai sekarang penerima kas di masa mendatang
sampai piutang terlunasi dikurangi dengan tambahan kos yang mungkin diperlukan
untuk mendapatkan penerimaan tersebut.
Pengakuan
Pengakuan dan penyajian asset biasanya ditentukan dalam standar akuntansi yang
mengatur tiap pos asset. Masalah akuntansi menyangkut pengakuan biasanya
berkaitan dengan masalah apakah suatu kos / jumlah rupiah terlibat dalam
transaksi, kejadian, atau keadaan tertentu dapat diasetkan.
Minggu, 09 April 2017
BAB 5 Konsep Dasar
Ketika mendengar istilah konsep,
saya langsung berfikir tentang bagan-bagan yang nantinya akan memudahkan saya
dalam menjelaskan sesuatu, entah bagaimana dengan teman-teman? Yang jelas pada
kesempatan kali ini saya akan membahas atau membicarakan mengenai Konsep Dasar,
yangmana nanti akan menjadi sebuah landasan dalam pengembangan rerangka
konseptual.
Sebuah ilmu pasti akan mengalami
perkembangan dari masa ke masa, hingga akan lahir sebuah penemuan-penemuan
baru. Sebelum terciptanya penemuan-penemuan baru pasti terlebih dahulu ada
sebuah ilmu atau pemikiran yang mendasarinya. Sebagai contoh asas Bernoulli
merupakan pemikiran dasar dari
terciptannya pesawat terbang. Seperti halnya dengan konsep dasar yang
dikemukakan oleh Paton dan Littleton (1970), sebuah konsep dasar yang
mempengaruhi pemikiran-pemikiran akuntansi sesudahnya. Ada banyak sekali yang
mengemukakan tentang konsep dasar sepertihalnya, Ikatan Akuntansi Indonesia
(IAI), Paul Grady, Accounting Principles Board (APB), dan masih banyak lagi.
Paton dan Littleton (1970),
mengungkapkan tujuh konsep dasar, antara lain : entitas bisnis atau kesatuan
usaha (the business entity), kontinuitas kegiatan/usaha (continuity
of activity), penghargaan sepakatan (measured consideration), kos
melekat (costs attach), upaya dan capaian/hasil (efford
accomplishment), bukti terverifikasi dan objektif (veriable, objective
evidence), dan asumsi (assumptions).
1. Kesatuan Usaha
Konsep ini
menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha
ekonomi yang berdiri sendiri, bertindak atas nama sendiri dan kedudukannya
terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan
kesatuan ekonomi tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.
(Suwardjono 2014: 215)
2. Kontinuitas Usaha
Konsep
kontinuitas usaha atau usaha berlanjut menyatakan bahwa kalau tidak ada
tanda-tanda, gejala-gejala atau rencana pasti dimasa datang bahwa kesatuan
usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi menganggap bahwa kesatuan
usaha tersebut berlangsung terus sampai waktu yang tidak terbatas. (Suwardjono
2014: 222)
3. Penghargaan Sepakatan
Konsep ini
menyatakan bahwa jumlah rupiah/agregat-harga (price-aggregate) atau penghargaan
sepakatan (measured consideration) yang terlibat dalam transaksi atau kegiatan
pertukaranmerupakan banhan olah dasar akuntansi yang paling objektif terutama
dalam mengukur sumber ekonomi yang masuk (pendapatan) dan sumber ekonomi yang
keluar (biaya). (Suwardjono 2014: 226)
4. Kos Melekat
Konsep ini
menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang direpresentasikan sehingga kos
bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabung-gabungkan kembali
mengikuti objek yang diteliti. Dasar pemikiran konsep ini adalah bahwa tujuan
pengelompokan, pemecahan dan penggabungan kos adalah untuk mengikuti aliran
upaya (effort) dalam menyediakan produk atau jasa. (Suwardjono 2014: 231)
5. Upaya dan Hasil
Konsep ini
menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil berupa
pendapatan. Dengan kata lain, tidak ada hasil
(pendapatan) tanpa upaya (biaya). Secara konseptual, pendapatan timbul
karena biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya. Artinya, begitu
kesatuan usaha melakukan kegiatan produktif (yang direpresentasi dengan
terhimpunnya kos) maka pendapatan dapat dikatakan telah terbentuk pula walaupun
belum terealisasi. (Suwardjono 2014: 234)
6. Bukti terverifikasi dan Objektif
Konsep ini
menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat kebermanfaatan dan
tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan
didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya
(keabsahannya/keautentikannya). (Suwardjono 2014: 239)
7. Asumsi
Asumsi dalam
konsep dasar P&L sebenarnya bukan merupakan konsep dasar tetapi lebih
merupakan penjelasan bahwa keenam konsep dasar sebelumnya merupakna asumsi atau
didasarkan atas asumsi tertentu dengan segala keterbatasannya. (Suwardjono
2014: 242)
8. Pengakuan Hak Milik Pribadi
Konsep inin
menyatakan bahwa pengakuan hak milik pribadi harus dilindungi atau diakui
secara yuridis. Tanpa konsep ini, kesatuan usaha tidak dapat memiliki sumber
ekonomi atau aset. Pemilik merupakan salah satu cara untuk memperoleh
penguasaan. (Suwardjono 2014: 244)
9. Keanekaagaman Akuntansi Antarentitas
Konsep ini
menyatakan bahwa perbedaan perlakuan (metode) akuntansi antar kesatuan usaha
meruppakan suatu hal yang tidak dapat dihindari karena perbedaan kondisi
yang melingkupi dan karakteristik
kesatuan usaha individual. (Suwardjono 2014: 244)
Manfaat konsep dasar bagi
penyusun standar dalam berargumen untuk menentukan konsep, prinsip, metode atau
teknik yang akan dijadikan standar. P&L menegaskan bahwa penyusunan standar
harus dilandasi oleh pemikiran atau penalaran yang jelas dan jernih.
Minggu, 02 April 2017
BAB 4, Rerangka Konseptual - Suatu Model
Masihkah kita ingat dengan perekaysaan
pelaporan keuangan ? yang salah satu hasilnya adalah rerangka konseptual.
Kali ini amin akan membahas rerangka konseptual yang dikembangkan olleh FASB.
Sebenarnya amin juga sedikit bingung mau cerita darimana, mengingat materinya
banyak sekali kurang lebih ada 61 halaman pada bab 4, buku Teori Akuntansi oleh
Suwardjono.
Sedikit basa-basi dulu ya, tujuan ?
kira-kira apa ya yang dimaksud dengan tujuan itu ? kalo menurut amin sih suatu
hal yang harus dicapai dengan berbagai cara guna untuk kepentingan seseorang
sendiri atau kelompok. Gak papa ya, sedikit berteori atau berpendapat. Amin
sedikit menyinggung kata tujuan karena materi kita kali ini membahas mengenai
tujuan dari pelaporan keuangan.
Pengertian tujuan menurut Suwardjono
(2014: 145) adalah ke arah mana segala upaya, tindakan dan pertimbangan
dicurahkan. Dalam penentuan tujuan pelaporan keuangan harus mengetahui dulu
siapa yang dituju, dan untuk apa pelaporan keuangan tersebut. Dalam penentuan
tujuan tidaklah mudah, karena banyak sekali kepentingan-kepentingan kelompok
atau individu yang harus diakomodir semuannya. Dalam penentuan tujuan ada dua
pendekatan yaitu, Statmen keuangan umum dan pendekatan basis data.
ada tiga tujuan yang harus dipertimbangkan oleh suatu negara dalam pemberian
informasi yaitu, tujuan fungsional, tujuan bersama, dan tujuan kelompok
dominan. FASB sendiri dalam menentukan tujuan pelaporannya didasarkan beberapa
aspek : konteks lingkungan tujuan pelaporan, karakteristik dan keterbatasan
informasi, dan fokus atau cakupan informasi.
Salah satu tujuan utama pelaporan
keuangan dalam rerangka konseptual adalah menyediakan informasi yang bermanfaat
bagi para investor, dan kreditor dan pemakai lainnya. Hal itu karena pemerintah
tidak secara langsung mengendalikan efisien alokasi sumberdaya ekonomi,
melainkan masyarakat (investor dan kreditor) lah yang melakukannya lewat pasar
modal.
Tujuan laporan keuangan selain untuk
organisasi bisnis juga ditujukan untuk organisasi nonbisnis, adapun
karakteristik organisasi nonbisnis sebagai berikut : 1. Penyedia dana tidak
mengharapkan imbalan yang sepadan dengan dana yang dicurahkan. 2. Menyediakan
barang dan jasa tidak untuk diperdagangkan tetapi lebih untuk pelayanan. 3.
Tidak ada pemilikan pribadi atas aset, secara substantib aset milik publik.
Ada beberapa
pertimbangan-pertimbangan dalam mementukan kebijankan akuntansi, antara lain :
dasar dari tujuan pelaporan dibuat, manfaat informasi melebihi kos penyediaan,
pemakai dapat mencerna informasi, informasi dapat mempengaruhi keputusan, dan
apakah dilaporkan via stetmen keuangan atau media pelaporan lain.
Sabtu, 25 Maret 2017
Perekayasaan Pelaporan Keuangan
Sahabat sebelum membahas materi
kali ini, amin sedikit akan mengajak sahabat untuk sedikit berfikir tentang hal
ini, jika kalian merasa menyukai seseorang apa yang akan kalian lakukan ? amin
yankin pasti kalian berusaha sekeras mngkin untuk tahu hal-hal apa saja yang
dilakukan oleh si Doi. Yahh boleh dibilang suka ngepo in, denger
ada yang bilang namanya, ni telinga frekuensinya langsung meningkat
derastis, seakan ada khabar yang sangat penting yang sedang terjadi (semoga
benar). lantas bagai mana kalian mengetahui kondisi si Doi, usaha apa yang
kalian lakukan. Yaaa paling tidak sering bertanya dengan teman dekatnya (amin
yakin itu pasti dilakukan), saat kalian menanyakan sesuatu kedapa teman
dekatnya, secara tidak langsung teman si Doi membuat laporan-laporan kepada
kalian, menyampaikan bagaimana posisi (bukan posisi tempat lebih pada keadaan)
si Doi. Setelah kalian mengetahui laporan tentang si Dio, tentunya akan
berpengaruh kepada langkah-langkah
strategik yang akan kalian lakukan nanti.
Sepertihalnya perekonomian suatu
negara kita perlu mengetahuinya, lantas dengan cara apa, yaitu dengan cara
Rekayasa Pelaporan Keuangan. Pelaporan keuangan sangat penting dalan suatu
negara sebab akan mempengaruhi perilaku para pengambil keputusan ekonomik.
Dalam proses pelaporan keuangan suatu negara harus direkayasa secara seksama,
agar apa ? agar pengendalian sumber daya secara automatis melalui mekanisme
ekonomi yang berlaku. Pengendalian automatis bisa tercapai jika ada pedoman
pelaporan keuangan, dalam hal ini adalah prinsip akuntansi berterima
umum/PABU, termasuk didalamnya adalah standar akuntansi.
Proses perekayasaan
Pelaporan keuangan adalah
struktur dan proses akuntansi yang menggabarkan bagaimana informasi keuangan
disediakan dan dilaporkan untuk mencapai tujuan ekonomi dan sosial negara. FASB
(Financial Accounting Standards Board) juga mengartikan pelaporan
keuangan, yakni sebagai sistem dan saran penyedian informasi tentang
segala kondisi dan kinerja perusahaan terutama dalam segi keuangan dan tidak
terbatas pada apa yang dapat disampaikan melalui stetmen keuangan. Dalam
pelaporan keuangan sendiri meliputi pula struktur dan mekanisme bekerjanya
sistem dalam suatu negara. Struktur akuntansi menggambarkan unsur-unsur yang
terlibat dalam dan terpengaruh oleh penentuan/penyediaan informasi keuangan dan
saling hubungan antara unsur-unsur tersebut. Pelaporan keuangan juga merupakan
salah satu bentuk dari perekayasaan akuntansi di tingkat nasional. Perekayasaan
akuntansi adalah proses pemikiran logis dan objektif untuk membangun suatu
struktur dan mekanisme pelaporan keuangan dalam suatu negara untuk menunjang
terciptanya tujuan negara. Proses
perekayasaan lebih jelasnya terdapat pada bagan hal 102, Suwardjono “Teori
Akuntansi”.
Perekayasaan ini pada dasarnya
adalah proses untuk menjawab pertanyaan mendasar yaitu bagaimana suatu kegiatan
operasi perusahaan disimbolkan dalam bentuk stetmen keuangan sehingga orang
yang dituju dapat membayangkan operasi perusahaan secara financial tanpa harus
menyaksikan secara fisis operasi perusahaan. Diibaratkan sebuah peta,
denganpeta kita bisa melihat bagaimana gambaran disuatu tempat.
Perekayasaan sebagai proses
Deduktif
Sebagai penalaran
deduktif-normatif, Hendriksen (1982) menguraikan delapan aspek yang harus
dipertimbangkan dalam proses perekayasaan untuk menghasilkan rerangka teoritis
akuntansi yaitu:
- 1. Pernyataan postulat yang menggambarkan karakteristik unit-unit usaha (entitas pelapor) dan lingkungannya.
- 2. Pernyataan tentang tujuan pelaporan keuangan yang diturunkan dari pernyataan postulat.
- 3. Evaluasi tentang kebutuhan informasi oleh pihak yang dituju (pemakai) dan kemampuan pemakaian untuk memahami, menginterpretasi, dan menganalisis informasi yang disampaikan.
- 4. Penentuan atau pemilihan tentang apa yang harus dilaporkan.
- 5. Evaluasi tentang pengukuran dan proses penyajian untuk mengkomunikasi informasi tentang perusahaan dan lingkungannya.
- 6. Penentuan dan evaluasi terhadap kenda;a-kendala pengukuran dan deskripsi unit usaha beserta lingkungannya.
- 7. Pengembangan dan penyusunan pernyataan umum (general propositions) yang dituangkan dalam betuk suatu dokumen resmi yang menjadi pedoman umum dalam usaha beserta lingkungan.
- 8. Perancangan bangun struktur dan format sistem informasi akuntansi (prosedur, metode, dan teknik) untuk menciptakan, menangkap, mengolah, meringkas dan menyajikan informasi sesuai dengan standar atau prinsip akuntansi berterima umum.
Siapa merekayasa
Dalam proses perekayasaan tidak
dapat dilakukan oleh perseorangan pasalnya ini suatu kegiatan yang sangat
penting yang berdampak luas dan jangka panjang. Proses perekayasaan memerlukan
berbagia unsur baik dari kalangan intelektuat dan politik (sebagai pemangku
keputusan). Dalam hal ini pihak legislatif DPR/MPR harus membentuk suatu badan
khusus yang terdiri dari profesi dan pelaku bisnis. Yang benar-benar mempunyai
wawasan dan pengetahuan teoritis di bidang ilmu masing-masing yang cukup
memadahi.
Aspek Simantik dalam Perekayasaan
Sudah dibahas dalam materi
sebelumnya bahwa perekayasaan harus bisa menjawab bagaimana suatu kehiatan
fisis perusahaan yang kompleks dapat disimbolkan dalam bentuk stetmen keuangan
sehingga pihak yang dituju dapat mengetahui posisi keuangan tanpa harus melihat
secara fisis operasi perusahaan. Proses simantik ini tidak lain adalah memilih
dan menyimbolkan objek-objek fisis kegiatan perusahaan yang relevan menjadi
objek-objek stetmen keuangan.
Proses Saksama
Untuk mencapai kualitas yang
tinggi dan andal, proses perekayasaan harus dilakukan melalui tahapan-tahapan
dan prosedur yang saksama dan teliti. Berikut ini adalah proses saksama (due
process) yang dilaksanakan FASB dalam menyusun pernyataan resmi:
1. Mengevaluasi
masalah (preliminary evaluation).
2. Mengandalkan
riset dan analisis.
3. Menyusun
dan mendistribusi Memorandum Diskusi kepada setiap pihak yang berkepentingan.
4. Mengadakan
dengar pendapat umum untuk membahas masalah yang siungkapkan dalam Memorandum
diskusi.
5. Menganalisis
dan mempertimbangkan tanggapan publik atas Memorandum Disusi (baik dari dengar
pendapat maupun dari tanggapan tertulis).
6. Menerbitkan
draf awal standar yang diusulkan yang dikenal dengan nama exposure draf (ED) untuk
mendapatkan tanggapan tertulis dalam waktu 30 hari setelah penerbitan.
7. Menganalisis
dan mempertimbangkan tanggapan tertulis terhadap ED.
8. MEMUTUSKAN
APAKAH ADI MENERBITKAN SUATU STETMEN ATAU TIDAK. Stetmen dapat diteritkan kalau
mayoritas anggota menyetujui.
9. Menerbitkan
stetmen yang bersangkutan.
Konsep Informasi Akuntansi
Salah satu kata kunci penting
dalam definisi akuntansi adalah informasi keuangan. Sederet angka belumtentu
merupakan informasi tetapi hanya sekedar data kalau deratan angka tersebut
tidak mempunyai makna atau nilai bagi yang membacanya. Suatu elemen dan jumlah
rupiahnya belumtentu memberikan informasi kalau tidak dihubungkan dengan elemen
lainnya. Dalam teori komunikasi, informasi semantiklah yang sebenarnya ingin
disampaikan kepada pemakai sehingga akan terjadi efek pemengaruhan.
Rerangka Konseptual
Rerangka konseptual berupa
jawaban atas pertanyaan perekayasaan akan menjadi konsep-konsep terpilih yang
dituangkan dalam dokumen resmi. Rerangkan konseptual merupakan sebagai semacam konstitusi bagi profesi, rerangka konseptual
akan menjadi landasan untuk memecahkan masalah-masalah perlakuan akuntansi.
Struktur Akuntansi
Struktur akuntansi menggambarkan
mekanisme pelaporan keuangan dengan menghubungkan perekayasaan dan praktik
akuntansi. Struktur ini bermanfaat untuk mengenali bidang studi, bidang
profesi, dan fungsi auditor bila perekayasaan telah diterapkan dalam suatu
lingkungan/negara.
Nama : SOPIYAN
NIM
: 155121190
Kelas
: AKS 4E
Minggu, 19 Maret 2017
PENALARAN (Reasoning)
PENALARAN (Reasoning)
Teori akuntansi berusaha menjelaskan
bagaimana praktik akuntansi berjalan seperti saat sekarang ini. Dalam
menjelaskan praktik akuntansi tidaklah mudah karena kita ketahui akuntansi perlu
menggunakan logika berpikir dalam memahaminya. Salah satunya adalah penalaran,
karena dalam akuntansi banyak melibatkan proses penilaian kelayakan dan
validitas suatu pernyataan dan argumen. Penalaran dapat memberikan suatu
pernyataan atau argumen apakah diterima atau ditolak. Sebuah penalaran yang
logis bisa menjadi suatu sarana untuk memverifikasi validitas sebuah teori.
Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan
mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu pernyataan atau
asersi (assertion). Pernyataan dapat berupa teori (penjelasan) tentang
suatu fenomena atau realitas alam, ekonomi, politik, atau sosial.
Struktur dan proses penalaran
dibangun atas dasar tiga konsep penting yaitu: asersi (assertion),
keyakinan (belief), dan argumen (argument):
Asersi (assertion)
Asersi (assertion) adalah
suatu pernyataan (biasanya positif) yang menegaskan bahwa sesuatu (misalnya
teori) adalah benar. Asersi mempunyai fungsi ganda dalam penalaran yaitu
sebagai elemen pembentuk (ingredient) argumen dan sebagai keyakinan yang
dihasilkan oleh penalaran (berupa simpulan). Dalam asersi seringkali terjadi
kesalahan interpretasi karena dua bentuk asersi yang berbeda dapat berarti dua
hal yang sama atau dua hal yang sangat berbeda. Untuk mendukung suatu asesi,
asersi harus didukung dengan bukti atau fakta. Bila dikaitkan dengan fakta
pendukung asersi dapat diklasifikasikan menjadi asumsi (assumption),
hipotesis (hypothesis), dan pernyataan fakta (statement of fact).
Dalam argumen, asersi dapat berfungsi sebagai premis (premise) dan
konklusi (conclution). Premis adalah asersi yang digunakan untuk
mendukung suatu konklusi. Konklusi adalah asersi yang diturunkan dari
serangkaian asersi.
Keyakinan (belief)
Keyakinan adalah tingkat kebersediaan
(willingness) untuk menerima bahwa suatu pernyataan atau teori
(penjelasan) mengenai suatu fenomna atau gejala (alam atau sosial) adalah
benar. Keyakinan merupakan unsur penting penalaran karena keyakinan menjadi
objek atau sasaran penalaran dan karena keyakinan menentukan posisi (paham) dan
sikap seseorang terhadap suatu masalah yang menjadi topik bahasan. Dalam
berargumen dianggap berhasil apabila argumen tersebut dapat mengubah keyakinan,
untuk mencapai itu perlu adanya pemahaman mengenai properitas (sifat)
keyakinan.
Argumen (argument)
Argumen sering kali diartikan sebagai
wujud ketidaksetujuan/ ketidaksepakatan, perselisihan pendapat, atau bahkan pertengkaran
mulut. Dalam pengerian ini argumen berkonotasi negatif. Argumen dalam arti
positif, argumen dapat disampaikan dengan penalaran logis untuk menjelaskan
atau mengajukan bukti rasional tentang suatu asersi (sering dijumpai dalam
bacaan, diskusi ilmiah dan percakapan). Argumen sering kali menggunakan
kata-kata sebagai berikut; jika, maka, karena, sehingga, oleh karena itu,
dengan demikian dsb untuk menunjukan sebuah asersi atau konklusi. Argumen
jika diklasifikasikan menurut bagaimana penalaran diterapkan untuk menurunkan
konklusi, dibagi menjadi argumen deduktif dan argumen induktif.
Argumen deduktif atau juga disebut sebagai argumen logis adalah proses
penyimpulan yang berawal dari suatu pernyataan umum yang disepakati (premis) ke
pernyataan khusus sebagai simpualan (konklusi). Salah satu bentuk argumen
deduktif adalah pada penalaran silogisme. Argumen induktif merupakan penalaran
yang berawal dari suatu pernyataan atau keadaan yang khusus dan berakhiran
dengan pernyataan umum yang merupakan generalisasi dari keadaan khusus tersebut.
Argumen deduktif dan argumen induktif memiliki perbedaan, yaitu jika dalam
argumen deduktif apabila premis benar maka konklusi pasti atau harus benar. Akan
tetapi, dalam argumen induktif, konklusi tidak selalu benar meskipun kedua
premis benar.
Kecohan
Dalam materi sebelumnya sudah dijelaskan bahwa
argumen merupakan cara untuk mengubah kesakinan seseorang, dalam praktiknya ada
orang yang menggunakan argumen semata-mata untuk mewujudkan keinginannya tanpa
memikirkan apakah argumen-argumennya itu benar atau tidak yang demikian itu
disebut dengan kecohan atau salah nalar. Kecohan ada yang disengaja dan ada
yang tidak disengaja, kecohan yang disengaja biasa disebut dengan stratagem
dan kecohan yang tidak disengaja biasa disebut salah nalar.
Stratagem adalah pendekatan atau
cara-cara untuk mempengaruhi keyakinan orang dengan cara selain mengajukan
argumen yang vaid atau masuk akal. Stratagem biasanya digunakan untuk membela
pendapat yang keliru atau lemah dan tidak dapat dipertahankan secara logis. Oleh
karenanya stratagem biasanya sarat akan kebohongan dan muslihat. Biasanya strategem
digunakan untuk memaksakan kehendak, membujuk sesorang agar meyakini sesuatu,
menjadikan hal yang tidak benar kelihatan benar. cara-cara untuk mempengaruhi
keyakinan orang biasanya berupa persuasi tak langsung, membidik orangnya,
menyampaikan masalah, misrepresentasi, imbauan cacah, imbuan autoritas, imbuan
tradisi, dilema semu, dan imbauan emosi.
Salah nalar adalah penyimpulan tidak
didasarkan pada kaidah-kaidah penalaran yang valid. Salah nalar sering dijumpai
antara lain: menegaskan konsekuen, menyangkal antesenden, pentaksaan,
parsialitas, pembuktian dengan analogi, merancukan urutan kejadian dengan
penyebab, dan menarik simpulan pasangan.
Aspek Manusia dalam Penalaran
Aspek manusia sangat berpengaruh
dalam argumen khususnya apabila suatu kepentingan pribadi atau kelompok
terlibat dalam suatu perdebatan. Orang seringkali cenderung tidak mau mengakui
kesalahannya, sehingga menyimpulkan tidak sebagai mana mestinya. Seringkali orang
juga mencari aman takut kepada atasan meski apayang dilakukannya tidak benar,
ujung-ujungnya membuat simpulan yang tidak pada mestinya. Dan masih banyak lagi
kecohan yang mungkin terjadi didunia ini.
Langganan:
Postingan (Atom)