Teori Akuntansi
Minggu, 04 Juni 2017
Minggu, 28 Mei 2017
Minggu, 07 Mei 2017
Minggu, 16 April 2017
BAB 6 Aset
Teori elemen statemen keuangan tidak
terbatas pada penlaran tentang definisi, tetapi meliputi pula penalaran tentang
pengukuran, penilaian, pengakun, penyajian, dan pengungkapan. Penalaran ini
menjadi dasar dalam pemilihan kebijakan baik pada tingkat perekayasaan maupun
penetapan standar.
Konsep kesatuaan usaha menegaskan bahwa
perusahaan merupakan entitas yang berdiri sendiri dan bertindak atas namanya
sendiri dan perusahaan menjadi fokus pelaporan. Jadi fungsi pengelolaan dan
pemilikan terpisah sehingga keduanya dipandang sebagai huubungan bisnis.
Hubungan bisnis dapat dipertahankan kalau aset yang dikelola manajemen selalu
ditunjukkan asal atau sumbernya.
Setelah badan usaha berdiri dan pemilik
menanamkan dana ke badan usaha, upaya badan usaha dalam mendatangkan pendapatan
dilakukan dengan menyediakan barang dan jasa yang melibatkan pemerolehan
berbagai aset.
Aset merupakan elemen neraca yang akan
membentuk informasi semantik berupa posisi keuangan, jika dihubungkan dengan
elemen yang lain yaitu kewajiban dan ekuitas.
Pengertian
Menurut FASB aset adalah manfaat ekonomik
masa datang yang cukup pasti yang diperoleh atau dikuasai / dikendalikan oleh
suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu.
Menurut APB dan ijiri medefinisi aset
sebagai sumber ekonomik karena adanya unsur kelangkaan sehingga suatu entitas
harus mengendalikannya dari akses pihak lain melalui transakasi ekonomik. APB
juga membedakan aset menjadi yang digolongkan sebagai sumber ekonomik sebagai
berikut :
1.
Sumber produktif
a) Sumber produkitf kesatuan usaha yang
meliputi bahan baku, gedung, pabrik, perlengkapan, sumber alam, paten dan
semacamnya, jasa, dan sumber lain yang digunakan dalam produksi barang dan
jasa.
b) Hak kontraktual atas sumber produktif
meliputi semua hak untuk menggunakan sumber ekonomik pihak lain dan hak untuk
mendapatkan barang atau jasa dari pihak lain.
- Produk yang merupakan keluaran kesatuan usaha terdiri atas :
a) Barang jadi yang
menunggu penjualan
b) Barang dalam proses
3. Uang
4. Klaim untuk menerima uang
5. Hak pemilikan atau investasi pada
perusahaan lain.
Dengan berbagai perbedaan di atas, pada
dasarnya dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga karakteristik utama yang harus
dipenuhi agar suatu objek atau pos dapat dapat disebut aset, yaitu :
- Manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti
- Dikuasai atau dikendalikan oleh entitas
- Timbul akibat transaksi masa lalu
Manfaat ekonomik
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu
objek harus mengandung manfaat ekonomik di masa datang yang cukup pasti. Uang
atau kas mempunyai manfaat atau potensi jasa karena apa yang dapat dia beli
atau karena daya tukarnya.
Sumber selain kas mempunyai manfaat
ekonomik karena dapat ditukarkan dengan kas, barang, ata jasa. Karena dapat
digunakan untuk memproduksi barang dan jasa, atau karena dapat digunakan untuk
melunasi kewajiban.
FSAB mengajukan dua hal yang harus
dipetimbangkan dalam menilai apakah pada saat tertentu suatu pos atau objek
masih dapat disebut sebagai aset, yaitu :
- Apakah suatu pos yang dikuasai oleh suatu kesatuan usaha pada mulanya
mengandung manfaat ekonomik masa datang.
- Apakah semua atau sebagian manfaat ekonomik tersebut masih tetap ada
pada saat penilaian.
Dikuasai oleh entitas
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu
objek atau pos tidak harus dimiliki oleh entitas tetapi cukup dikuasai oleh
entitas. Bila pemilikan menjaadi kriteria aset, maka akan banyak pos yang tidak
msuk ebagai aset sehingga tidak dapat dilaporkan dalam neraca. Dengan kata
lain, pemilikan sebagai kriteria akan mengakibatkan banyak pos dilaporkan di
luar neraca. Oleh karena itu konsep penguasaan lebih penting daripada konsep
kepemilikan.
Most mengemukakan bahwa penguasaan atau
kendali terhadap suatu objek dapat diperoleh dengan cara :
1. Pembelian
2. Pemberian
3. Penemuan
4. Perjanjian
5. Produksi / transformasi
6. Penjualan
7. Lain – lain eperti pertukaran, peminjaman,
penjaminan, pengkonsignaan, dan berbagai transaksi komersial yang diakui hukum
atau kebiasaan bisnis.
Akibat Transaksi atau Kejadian Masa Lalu
Aset harus timbul akibat transaksi atau
kejadian masa lalu, kriteria ini untuk memenuhi definisi tetapi bukan kriteria
untuk pengakuan. Jadi, manfaat ekonomik dan penguasan atau hak atas manfaat
saja tidak cukup untuk memasukkan suatu objek ke dalam aset kesatuan usaha
untuk dilaporkan melalui statemen keuangan.
FSAB memasukkan trnsksi atau kejdian
sebagai kriteriaa aset krena transaksi atau kejaadian tersebut dapat menambah
atau mengurangi aset. Aset atau nilainya dapat dipengaruhi oleh kejadian atau
seluruhny di luar kemmpun kesatuan usaha atau manajemennya untuk mengendalikan
misalnya kenaikan harga, perubahan tingkat bunga, pertumbuhan alamiah,
penyusutan, pencurian, huru – hara, kecelakaan, dan bencana alam. Berbagai
transaksi, kejadian, atau keadaan pada akhirnya akan memicu pengakuan atau
penghapusan manfaat ekonomik suatu objek.
Karakteristik Pendukung
FSAB menyebutkan beberapa karakteristik
pendukung yang melibatkan kos, berwujud, tertukarkan, terpisahkan, dan
berkekuatan hukum. Karakteristik pendukung tersebut lebih menguatkan atau
menyakinkan adanya aset tetapi tidak adanya karakteristik pendukung tidak
menghalangi suatu objek untuk memenuhi syarat sebagai aset.
Melibatkan kos
Pemerolehan aset pada umumnya melibatkan
kos sebagai penghargaan sepakatan. Jika kos terjadi karena pemerolehan suatu
objek terjadi akibat pertukaran atau pembelian, maka objek tersebut lebih kuat
untuk masuk sebagai aset.
Pengukuran
Pengukuran bukan kriteria untuk mendefinisi
aset tetapi merupakan kriteria pengakuan aset.
Sebagai aliran informasi, kos juga
mengalami tiga perlakuan akuntansi mengikuti aliran fisis, yaitu :
- pengukuran, pengakuan, dan klasifikasi pertama kali pada saat
terjadinya. Untuk selanjutnya seluruh kegiatan dalam tahap ini disebut
pengukuran saja.
- pencatatan berikutnya dalam rangka mengikuti aliran fisis aset berupa
alokasi, distribusi, dan penggabungan untuk kepentingan internal /
manajerial atau kepentingan pengkosan produk. Untuk selanjutnya seluruh
kegiatan dalam tahap ini disebut penulusuran
pembebanan
ke pendapatan perioda berjalan atau perioda – perioda yang akan datang. Kos
yang belum menjadi beban pendapatan (biaya) akan tetap melekat pada objek
menjadi aset badan usaha. Untuk selanjutnya seluruh kegiatan dalam tahap ini
disebut pembebanan ke pendapatan.
*Note
Jika suatu pengeluaran dicatat sebagai
biaya, secara konseptual dianggap bahwa kos objek bersangkutan dicatat sebagai
aset dan kemudin saat yang sama kos tersebut langsung dipindah ke biaya.
Jenis penghargaan
Kos dalam barter
Barter atau pertukaran aset merupakan
pemerolehan aset dengan penghargaan berupa aset berwujud atau non moneter
lainnya.
Adapun prinsip – prinsip penentuan kos aset yang diterima
dalam barter atau pertukaran :
- pertukaran tak sejenis, tanpa pembayaran tombok
Aset yang diterima dicatat sebesar nilai
wajar / pasar aset yang diserahkan atau nilai wajar aset yang diterima, mana
yang lebih mudah atau jlas ditentukan. Untung atau rugi yang timbul diakui pada
saat pertukaran
- pertukaran tak sejenis, dengan pembayaran tombok
Aset yang diterima dicatat sebesar nilai
pasar aset yang diserahkan ditambah tombok atau nilai wajar / pasar aset yang
diterima. Dalam hal ini, nilai pasar aset yang diserahkan menunjukkan kas yang
akan diterima seandainya aset tersebut dijual. Untung atau rugi yang timbul
diakui pada saat pertukaran.
- pertukaran sejenis, tanpa pembayaran tombok
Aset yang diterima dicatat sebesar nilai
buku atau nilai pasar aset yang diserahkan, mana yang lebih rendah. Ini berarti
bahwa kalau terjadi untung maka untung tidak diakui dan sebaliknya kalau
terjadi rugi, rugi tersebut diakui pada saat transaksi.
- pertukaran sejenis, dengan pembayaran tombok
Aset yang diterima dicatat sebesar nilai
buku aset yang diserahkan ditambah tombok atau nilai pasar aset yang diserahkan
ditambah tombok mana yang lebih rendah. Ini juga berarti bahwa kalau terjadi
untung maka untung tidak diakui dan sebaliknya kalau terjadi rugi, rugi
tersebut diakui pada saat transaksi.
- pertukaran sejenis, dengan penerimaan tombok
Jika terjadi rugi : aset yang diterima dicatat sebesar
harga pasar aset yang diserahkan dikurangi kas yang diterima. Ini berarti rugi
yang terjadi diakui semua pada saat terjadinya transaksi.
Jika terjadi untung : aset yang diterima dicatat sebesar
nilai buku aset yang diserahkan dikurangi porsi nilai buku aset yang diserahkan
yang dianggap dijual. Atau, nilai psar / wajar aset yang diserahkan dikurangi
untung tangguhan.
Saham sebagai penghargaan
Saham sebagai penghargaan merupakan salah
atau bentuk pemerolehan aset dengan barter. Dalam beberapa hal, jumlah setara
saham dapat dicari dengan membandingkan harga tunai jenis saham yang sama untuk
memperoleh dana tunai (kas) yang diterbitkan kira – kira bersamaan dengan
penyerahan saham untuk memperoleh aset bersangkutan.
Kos dalam reorganisasi
Jika suatu perusahaan sudah berjalan atau
beroperasi cukup lama kemudian mengalami reorganisasi, perusahaan tersebut
biasanya tidak mempunyai data kos yang memadai untuk menentukan kos aset yang
dikuasainya. Karena tujuan reorganisasi biasanya adalah menentukan nilai
perusahaan pada saat tersebut.
Hadiah atau hibah
Dalam hal ini, kita ambil contoh suatu
perusahaan memperoleh gedung beserta tanahnya melalui sumbangan atau hibah.
Perolehan ini tetap dicatat sebagai aset tanpa kos. Karena setiap fasilitas
atau faktor ekonomik yang digunakan dalam operasi perusahaan, tanpa memandang
asalnya, harus diperlakukan dengan saksama sebagai potensi jasa.
Tujuan Penilaian Aset
Karena aset merupakan elemen pembentuk
posisi keuangan sebagai informasi semantik bagi investor dan kreditor, maka
tujuan penilaian aset harus bepaut dengan tujuan pelaporan keuangan.
Tujuan
dari penilaian aset adalah merepresentasikan atribut pos – pos aset yang
berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan dengan menggunakan basis penilaian
yang sesuai.
*Note
*Note
Konsep nilai masukan dan keluaran
sebenarnya berkaitan dengan konsep kesatuan usaha yang dianggap mengusai sumber
ekonomik (aset) dan harus mempertanggungjawabkan asset tersebut.
Nilai Masukan ( input )
Nilai masukan didasarkan atas jumlah rupiah yang harus dikeluarkan atau
dikorbankan untuk memperoleh aset atau objek jasa tertentu yang masuk dalam unit
usaha.
Nilai Keluaran ( output )
Nilai keluaran didasarkan atas jumlah rupiah kas atau penghargaan lainnya yang
diterima suatu unit usaha apabila suatu aset atau potensi jasa akhirnya keluar
dari kesatuan usaha melalui pertukaran atau konversi.
Nilai Terealisasi Harapan
Secara semantik, nilai terealisasi harapan suatu aset adalah penerimaan kas tau
potensi jasa masa datang yang jumlah dan waktunya cukup pasti.
Dalam penilaian ini lebih bermanfaat dan valid untuk menilai investasi tunggal
atau perusahaan secara keseluruhan dari sudut pandang invstor. Untuk penilaian aset
secra individual , dasar penilaian ini mengandung beberapa kelemahan yaitu :
- Kalau tidak ada pasar untuk asset bersangkutan, penentuan aliran
kas masa datang bersifat subjektif sehingga sulit diversifikasi
- Pemilihan tarif yang cukup representtif untuk merefleksi risiko
tiap set sangat problematik. Jika tarif tersebut dapat ditentukan, hasil
pengukuran sulit diinterpretasi maknanya oleh pembaca statemen keuangan.
- Aliran kas ke perusahaan dihasilkan oleh seluruh perusahaan
dihasilkan oleh seluruh aset sebagai satu kesatuan dalam menghasilkan
produk yang akhirnya dijul untuk mendatangkan kas.
- Memperkuat 3 alasan di atas, beberapa asset memang tidak
terpisahkan sehingga nilai sekarang seluruh asset tidak akan sama dengan
penjumlahan semua kas masa datang diskunan tiap pos asset.
Penilaian Menurut FSAB
Bila
dikaitkan dengan asset, dasar penilaian FSAB sebagai berikut :
- Historical cost. Tanah, gedung, perlengkapan pabrik, dan kebanyakan
sediaan dilaporkan atas dasar kos historisnya yaitu jumlah rupiah kas atau
setaranya yang dikorbankan untuk memperolehnya. Kos histories ini tentunya
disesuaikan dengan jumlah bagian yang telah didepresiasi atau di
ammortisasi.
- Current cost. Beberapa sediaan disajikan sebesar nilai sekarang
atau penggantinya yaitu jumlah rupiah kos atau setaraya yag harus
dikorbankan jika asset tertentu yang sejenis diperoleh sekarang.
- Current market value. Beberapa jenis investasi dalam surat berharga
disajikan atas dasar nilai pasar selain yaitu jumlah rupiah kas atau
setaranya yang dapat diperoleh kesatuan usaha dengan menjual asset
tersebut dalam kondisi perusahaan yang normal.
- Net relizable value. Beberapa jenis piutang jangka pendek dan
sediaan barang disajikan nilai terealisasi bersih yaitu jumlah rupiah kas
atau setaranya yang akan diterima dari asset tersebut dikurangi dengan
pengorbanan yang diperlukan untuk mengkonversi asset tersebut menjadi kas
atau setaranya.
- Present value of future cash flows. Piutang dan investasi jangka
panjang disajikan sebesar nilai sekarang penerima kas di masa mendatang
sampai piutang terlunasi dikurangi dengan tambahan kos yang mungkin diperlukan
untuk mendapatkan penerimaan tersebut.
Pengakuan
Pengakuan dan penyajian asset biasanya ditentukan dalam standar akuntansi yang
mengatur tiap pos asset. Masalah akuntansi menyangkut pengakuan biasanya
berkaitan dengan masalah apakah suatu kos / jumlah rupiah terlibat dalam
transaksi, kejadian, atau keadaan tertentu dapat diasetkan.
Langganan:
Postingan (Atom)